

Our backyard lilacs also encountered a challenge. But Teasdale was lamenting a lost love, and her poem soon turned sorrowful. “ The wind is tossing the lilacs.” With that opening line of her springtime poem “May,” poet Sara Teasdale captured a vision of lilac bushes waving in gusty breezes. Today’s Scripture & Insight: Jeremiah 17:5–8 They will be like a tree planted by the water. This Morning’s Reflection | Friday – June 17th, 2022 Orang percaya kokoh tertanam di dalam Allah-Dialah yang berjalan bersama kita melewati beragam kesenangan dan kesulitan hidup ini.Īpa saja sifat Allah yang membuat Anda yakin untuk mengandalkan-Nya? Bagaimana cara Anda untuk tertanam semakin dalam pada tanah-Nya yang memberikan keteguhan?īapa Surgawi, saat hidupku terasa kering atau diterpa angin kencang, tanamkanlah imanku semakin dalam pada kasih-Mu yang teguh. “Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air” (ay. Namun, “Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan,” ujar Yeremia dengan gembira. Penyair Teasdale menutup puisinya dengan murung. Sebaliknya, siapa pun yang mengandalkan manusia “akan seperti semak bulus di padang belantara” (Yer. Pada akhirnya, kesabaran mereka pun terjawab.

Simeon terus menanti-nanti untuk melihat bayi Yesus. Yakub menunggu tujuh tahun untuk menikahi Rahel. Ribka menanti dua puluh tahun untuk memiliki anak. Kaleb menunggu empat puluh tahun untuk menetap di Tanah Perjanjian. Rupanya, tanaman lilac itu hanya membutuhkan waktu untuk berbunga kembali, dan saya hanya perlu menantikan apa yang tidak dapat saya lihat sebelumnya.Īlkitab bercerita tentang tokoh-tokoh yang menanti dengan iman di tengah kesulitan. Namun, tiga tahun kemudian-setelah semaknya meranggas, berjamur, dan tak kunjung saya siangi-tanaman yang tangguh itu tumbuh kembali. Setelah tumbuh rimbun dan cantik, lilac-lilac kami ternyata dibabat habis oleh tukang kebun.

Tanaman lilac di pekarangan rumah kami juga pernah menghadapi tantangan. Namun, sebenarnya Teasdale sedang meratapi cintanya yang telah berlalu, sehingga nada puisinya pun berubah muram. “ Angin mempermainkan bunga-bunga lilac.” Dengan kalimat pembuka dari puisi tentang musim semi berjudul May itu, penyair Sara Teasdale menggambarkan semak-semak lilac yang bergoyang ditiup angin.
